Van Lith GL – “Kamu mau nggak sekolah di Van Lith? Sekolah asrama di Muntilan itu.”, tanya ibu padaku. Aku tak langsung menjawab, karena aku sebenarnya ingin mendaftar ke sekolah negeri di kotaku. Tapi tak ada salahnya aku mencari informasi terlebih dulu tentang sekolah yang ditawarkan ibu padaku. Memang benar, mencari sekolah harus disertai mencari informasi selengkap mungkin tentang sekolah tersebut. Jangan sampai informasi yang diterima hanya sebatas katanya. Akibatnya bisa fatal kalau hanya berdasarkan informasi katanya. Buat kamu yang sedang persiapan mencari SMA dan mendapatkan informasi bahwa ada sekolah di Muntilan yaitu SMA Pangudi Luhur Van Lith, ada kiat-kiat yang wajib diperhatikan sebelum masuk ke Van Lith. SMA Van Lith adalah Sekolah Berasrama Bisa dibilang salah satu kelebihan SMA Van Lith adalah karena sekolah ini berasrama. Jadi semua siswa diwajibkan tinggal di asrama. Meskipun kamu adalah warga kota Muntilan sekalipun, wajib untuk tinggal di asrama. Di sini berarti kamu bisa menjadi pribadi yang lebih mandiri. Belajar beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dari apa yang selama ini dijalani bersama orang tua di rumah. Selain tentang kemandirian , juga ada banyak sekali manfaat positif lain jika kamu sekolah di sekolah berasrama Van Lith. Nanti kamu juga akan tahu sendiri apa faedah sekolah di asrama. Sekolah Katolik SMA Van Lith adalah bagian dari Yayasan Pangudi Luhur yang mendidik dengan cara atau pengajaran Katolik. Kurikulum pendidikan Agama di sekolah yang diterapkan adalah Mata Pelajaran Agama Katolik. Jadi kamu pun juga harus paham, sebaiknya yang non-Katolik nggak usah maksa juga ingin jadi siswa SMA Van Lith. Tapi setahuku yang agamanya Kristen masih bisa sih jadi siswa di Van Lith. Memahami Peraturan Asrama Peraturan di asrama dirancang dan dibuat sebagai pedoman menjalani kehidupan bersama. Peraturan memang dibuat untuk dilanggar, tapi intinya adalah peraturan dibuat sebagai salah satu alat agar anak asrama dapat belajar hidup disiplin. Aku masih ingat apa yang dikatakan oleh kakak kelasku di Van Lith. Inti dari yang dia bilang adalah seperti ini, kalau masih kelas X sih masih wajar bangun pagi harus dibangunkan pakai bel asrama, dibangunkan bruder pakai siraman air. Tapi kalau sudah kelas XI atau kelas XII apa akan tetap begitu juga? Tanpa bel asrama pun kita yang mempunyai sikap dewasa dengan sendirinya akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan waktu yang ada. Dengan adanya peraturan dan kita berhasil mematuhi peraturan tersebut selama di asrama akan melatih kedisiplinan saat menjalani kehidupan selepas dari SMA Van Lith. Kuliah kemudian bekerja membutuhkan kedisiplinan dan tanggung jawab yang besar agar bisa menjadi pribadi yang besar. Biaya Hidup di Van Lith Sebagai sekolah swasta favorit dengan fasilitas yang baik dan memadai tentu menjadi sebuah gengsi tersendiri bagi yang berhasil menjadi siswa di Van Lith. Sebuah konsekuensi logis apabila biaya yang harus dikeluarkan orang tua menjadi tidak sedikit. Tetapi secara prinsip biaya sekolah di SMA Van Lith sangat terjangkau bagi orang tua. Masih bisa diperjuangkan entah bagaimana caranya pasti bisa dapat rezeki untuk biaya hidup sang buah hati mengenyam pendidikan asrama kerasulan awam di Muntilan ini. Pergaulan di Asrama Justru yang menjadi sorotan adalah biaya pergaulan di asrama. Tentu berbeda kondisi antara anak Van Lith sekarang dan yang terdahulu sekian tahun yang lalu. Dari perkara mencuci baju saja sudah terlihat perbedaannya. Ada kaum yang menganut mencuci sendiri dan ada pula kaum yang menganut untuk apa mencuci sendiri kalau ada jasa laundry. Alasannya jelas salah satunya karena faktor ekonomi. Itu baru soal laundry, belum lainnya. Hidup berasrama haruslah bijak menyikapi perbedaan atau bisa dibilang kesenjangan di antara anak asrama. Tapi di sinilah anak Van Lith bisa belajar dari hal seperti itu agar dapat bersikap yang baik satu sama lain sesama penghuni asrama. Tak jarang justru dengan sekolah di asrama, seorang anak dapat berubah menjadi “nakal”. Ya namanya hidup adalah proses, anggap saja itu adalah proses hidup seseorang yang tak selalu berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Yang tadinya di rumah adalah anak baik, saat kembali ke rumah malah berubah menjadi nggak baik. Karena itu pendidikan di dalam keluarga masing-masing tetaplah penting. Jangan sampai sebagai orang tua merasa cukup mendidik karena sudah menyekolahkan anaknya di sekolah asrama bergengsi macam Van Lith ini. Motivasi Seseorang melakukan sesuatu harus memiliki motivasi yang kuat agar memperoleh hasil yang baik. Begitu juga saat akan bersekolah di Van Lith, motivasi menjadi bagian penting yang harus digali sebelum melangkah masuk ke gerbang Memardi Kartika Bangsa. Motivasi yang benar akan membuat langkah kita kuta dan jalan yang kita pilih pun benar. Kalau hanya sekadar ikut-ikutan teman, atau karena dipaksa orang tua, sebaiknya pertimbangkan lagi keinginan untuk sekolah di Van Lith. Gali dan temukan motivasi terbesarmu dan jadikan itu sebagai pijakan untuk melompat lebih tinggi di Van Lith dan dalam kehidupan selanjutnya. Nah, setelah tahu kiat-kiat sebelum masuk Van Lith yang kamu harus tahu, sekarang sudah bisa menjawab pertanyaan ibumu kan. Mau kamu sekolah di Van Lith, Nak?
RomoVan Lith mendidik muridnya menjadi agen perubahan sosial lewat jalur pendidikan untuk masuk ke masyarakat pribumi. Ia berpandangan bahwa masyarakat pribumi mampu mengubah Indonesia lewat karakter katolik yang kuat. Hingga kini SMA Pangudi Luhur Van Lith Berasrama terus menjaga dan menanamkan spiritualitas Van Lith, salah satunya lewat 6 Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang telah bersedia terlibat dalam penelitian. 7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena adanya keterbatasan kemampuan. Awalberkenalan dengan dunia tulisan ketika ada lomba mengarang di SMP dan saya masuk dalam pemenang. Lalu ketika di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Magelang saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa. Bergabung dengan Sanggar Talenta binaan Penerbit Kanisius. Diasah dan diberi kesempatan menulis. SMATaruna Nusantara, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Fenomena "Trio Indikator Globalisasi" sebagai Katalisator Degradasi Nasionalisme Bangsa di Dalam Diri Generasi Muda . Ketiga. Adrianus Sinthesa . SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan, Jateng . Revitalisasi OSIS . Hiburan 1. Ahmad Fajrul Falah . SMAN 1 Yogyakarta. Biarkan Kami Gagal! Hiburan 2 IZam.